Di antara anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya yang mukmin adalah dipersaudarakan sesama mereka. Dari persaudaraan itu, diharapkan tumbuh rasa saling mencintai, yang dilandasi oleh keimanan kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya!
Fadhilat Cinta karena Allah
Sesunguhnya kelak di Hari Kiamat Allah akan berfirman, “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan memberikan naungan kepadanya dalam naungan-Ku disaat tidak ada naungan kecuali naungan-Ku”
Siapa saja yang memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka berarti ia telah sempurna imannya. (HR. AL Hakim).
Wujud Cinta karena Allah
Disunahkan orang yang mencintai saudaranya karena Allah
1. untuk mengabari dan memberitahukan cintanya kepadanya. Nabi saw. bersabda:
Jika seseorang mencintai saudaranya karena Allah, maka kabarkanlah bahwa ia mencintainya. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
2. mendoakan dan meminta doa dari saudaranya . Nabi saw. bersabda:
Barang siapa yang mendoakan saudaranya pada saat ia tidak bersamanya, maka malaikat yang diserahi untuk menjaga dan mengawasinya berkata, “Semoga Allah mengabulkan; dan bagimu semoga mendapat yang sepadan.” (HR. Muslim).
Umar bin Khatab berkata: Aku meminta izin kepada Nabi saw. untuk umrah, kemudian beliau memberikan izin kepadaku dan bersabda: “Wahai saudaraku, engkau jangan melupakan kami dalam doamu.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
3. mengunjungi orang yang dicintai, duduk bersamanya, saling menjalin persaudaraan, dan saling memberi karena Allah, setelah mencintai-Nya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di kota lain. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk mengikutinya. Ketika malaikat sampai kepadanya, ia berkata, “Hendak ke mana engkau?” Orang itu berkata, “Aku akan mengunjungi saudaraku di kota ini.” Malaikat berkata, “Apakah ada hartamu yang dikelola olehnya?” Ia berkata, “Tidak ada, hanya saja aku mencintainya karena Allah.” Malaikat itu berkata, “Sesunggunya aku adalah utusan Allah kepadamu. Aku diperintahkan untuk mengatakan bahwa Allah sungguh telah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai saudaramu itu karena Allah.” (HR. Muslim)
4. Senantiasa berusaha membantu kebutuhan saudaranya dan bersungguh-sungguh menghilangkan kesusahannya. Hal ini berdasarkan hadits Mutafaq ‘alaih dari Ibnu Umar, Rasulullah saw. bersabda:
Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, ia tidak akan mendzaliminya dan tidak akan membiarkannya binasa. Barangsiapa berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari seorang muslim maka dengan hal itu Allah akan menghilangkan salah satu kesusahannya dari kesusahan-kesusahan di Hari Kiamat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di Hari Kiamat.
5. memberikan dan menerima hadiah saudaranya serta membalasnya. Rasulullah saw bersabda:
Kalian harus saling memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai. (HR. Bukhari).
Rasulullah saw. pernah menerima hadiah dan membalasnya. (HR. Bukhari)
Termasuk memberikan balasan hadiah yang setimpal adalah jika seorang muslim mengatakan kepada saudaranya, “Jazakallah Khairan”, artinya semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Tirmidzi meriwayatkan dari Usamah bin Zaid, bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Barangsiapa diberi kebaikan kemudian ia berkata kepada orang yang memberi kebaikan, “Jazakallah Khairan” (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka dia sungguh telah memberikan pujian yang sangat baik.
6. Wajib menjaga rahasia seorang muslim. Diriwayatkan Abu Dawud dan Tirmidzi dari Jabir, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda:
Jika seseorang berkata kepada orang lain dengan suatu perkataan kemudian ia menoleh (melihat sekelilingnya), maka pembicaraan itu adalah amanah.
Khatimah
Semoga dengan melaksanakan petunjuk Rasulullah saw. dalam mencintai seorang hamba karena-Nya, kita dicintai Allah SWT sebagaimana hadits dari Umar bin Al-Khathab, bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan nabi dan bukan syuhada, tapi para nabi dan syuhada tertarik oleh kedudukan mereka di sisi Allah. Para sahabat berkata,“Wahai Rasulullah, siapa mereka dan bagaimana amal mereka? Semoga saja kami bisa mencintai mereka.” Rasulullah saw. bersabda, “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan karunia dari Allah. Mereka tidak memiliki hubungan nasab dan tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama. Demi Allah keberadaan mereka adalah cahaya dan mereka kelak akan ada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika banyak manusia merasa takut. Mereka tidak bersedih ketika banyak manusia bersedih.” Kemudian Rasulullah saw. membacakan firman Allah:
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (TQS. Yunus [10]: 62).
***
Artikel kali ini Abu Dzar ambil dari satu sumber internet tapi dah terlalu lama disimpan dan dibaca sendiri, Abu Dzar rasa artikel ini sangat bermanfaat untuk bacaan semua. Sebab tu la Abu Dzar edit sikit-sikit dan postkan dalam MeNtaDakAkiDaL.
Kredit kepada penulis asal artikel ini. Semoga Allah membalas dengan kebaikan =]
Ulasan
indahnya dapat bercinta kerana ALLAH
kadang-kadang ingin juga rasa begitu tapi macam susah pulak nak dapat dan hayati perasaan itu..
dalam hati nak sangat..
semoga ALLAH bersihkan hati dan niat kita hanya kerana ALLAH
mari kita sama-sama berdoa agar hati kita terus mendapat rahmat dan kasih sayang Allah
masih ada lagi yg bercinta berlandaskan syariat
kalau xda, so anta la yg kena buat mcm tu..
tunjuk contoh pd org lain, bercinta berlandaskan syariat itu lebih manis, kekal, dan berkat..
moga kita sama2 memperolehi cinta itu..
harus la ada, cuma bilangan nya tak la ramai macam zaman Rasulullah saw masih hidup.
Masa tu semua sahabat baginda bercinta kerana Allah. Sebab tu la kalau baca buku sirah, kita akan jumpa banyak kisah yang luar biasa pengorbanan seorang sahabat untuk sahabat yang lain. Sebagai contoh paling mudah macam mana Abu Bakr R.A melindungi Rasulullah saw masa diorang tengah bersembunyi dalam gua dalam perjalanan nak hijrah pi Madinah. Kaki Abu Bakr R.A kena gigit binatang tapi tak sanggup nak alihkan kaki sebab takut Nabi saw terjaga dari tidur.
Contoh lain pulak adalah sikap Abu Ayub yang ketika Nabi saw tinggal di tingkat bawah rumah nya, dia sangat risau dengan tumpahan air yang mengalir ke bawah dan mengganggu keselesaan Rasulullah saw. Dia pujuk sampai Rasul saw bersetuju untuk pindah kat atas dan dia yang tinggal kat bawah.
Sekali lagi nak bagi tau ada je orang yang bercinta kerana Allah, cuma bilangannya tak banyak. Ada satu hadith riwayat Abu Hurairah R.A, bahawa Rasulullah SAW telah bersabda:
“Islam bermula sebagai sesuatu yang dianggap asing dan ganjil. Dan ia akan kembali sebagaimana permulaannya, dianggap asing dan ganjil. Maka, beruntunglah orang-orang yang ganjil”
(Hadith Muslim no. 145)
Orang yang bercinta kerana Allah buat masa ni adalah orang yang dipandang asing, tak logik, pelik tapi percayalah ini adalah golongan yang berusaha untuk memelihara iman untuk dapatkan redha Allah.
Memang tak dinafikan ada beberapa nilai tambah yang boleh diambil kira dalam memilih kawan seperti lawa, hensem, kakak terengganu, pandai, kaya tapi apalah erti elemen-elemen tu semua kalau iman tak terjaga apabila bersama.
Sis, did I mention "kakak terengganu" just now...yay!
Apa pun yang penting adalah kita mencari kawan untuk sama sama memelihara iman dan mendapat redha Allah
ni lirik lagu apa tah angah pun dah tak ingat,
Jangan mudah melafaz kasih..kasih itu pada siapa…?
Jangan mudah melafaz sayang..sayang itu untuk siapa..?
Jangan mudah melafaz cinta..cinta itu pada yang Esa..
Cintakan bunga bungakan layu..
Cintakan manusiakan, manusiakan pergi.
Anonymous:
Syukron atas pencerahan, mari sama-sama kita jadi agen perbaikan kepada masyarakat dengan memberikan contoh yang baik =)